kritik sastra feminis

KRITIK sastra feminis atau KSF diperkenalkan salah satunya oleh Soenardjati Djajanegara, untuk menyebut disiplin ilmu kritik sastra yang lahir sebagai respon atas berkembangluasnya feminisme di dunia. KSF muncul ketika citra perempuan di dalam karya sastra hampir selalu ditempatkan sebagai korban, bersifat sentimentalis, dan memiliki kepekaan spiritualitas di tengah kekuasaan laki-laki yang mengungkung.

Menurut Djajanegara (2003:27) Kemunculan kritik sastra ini berawal dari hasrat pertama yang mendorong munculnya gerakan feminisme dalam sastra adalah adanya kesadaran dari kaum perempuan bahwa dalam sastra pun perempuan masih tampak sebagai pihak yang tersubordinasi.

Sedangkan menurut Sugihastuti (2005:29), kritik sastra feminis yang mempunyai definisi sebagai kajian sastra yang mengarahkan pada fokus analisis perempuan muncul dari adanya kenyataan bahwa di dalam karya sastra terdapat permasalahan gender.

Tujuan KSF sebagai pendekatan terhadap karya sastra yang berbasis gender salah satunya adalah untuk mengeksplorasi konstruksi-konstruksi kultural dari gender dan identitas perempuan. Sementara, seperti yang dikutip Sugihastuti (2003:68) pada teori Kuiper diantaranya (1) untuk mengritik kanon karya sastra Barat dan untuk menyoroti hal-hal yang bersifat standar yang didasarkan pada budaya patriarki; (2) untuk menampilkan teks-teks yang terlupakan dan yang diremehkan yang dibuat oleh perempuan; (3) untuk mengokohkan gynocritisme, studi tulisan-tulisan yang dipusatkan pada perempuan, dan untuk mengokohkan kanon perempuan; serta (4) untuk mengeksploitasi konstruksi-konstruksi kultural dari gender dan identitas

Posted in |

0 komentar: